Korban Banjir Pandeglang Dambakan Bantuan

PANDEGLANG – Bencana banjir yang melanda delapan kecamatan di Kabupaten Pandeglang yang saat ini berlangsung mulai berdampak. Para korban banjir sangat membutuhkan bantuan, selain bantuan makanan dan baju layak pakai, juga perahu karet untuk evakuasi.

Kepala Desa (kades) Idaman, Kecamatan Patia, Hilman mengatakan, di daerahnya ada sekira 500 rumah yang terendam. Mereka (pemilik rumah) kini sedang mengungsi karena khawatir debit air terus membesar. Hingga Rabu (31/1) sore, ketinggian air di perkampungan warga masih setinggi 60 sentimeter sampai 100 sentimeter. “Saya bersama aparatur desa kini sedang berkumpul. Mencari solusi, bagaimana mengevakuasi warga jika banjir semakin membesar,” kata Hilman yang menghubungi Radar Banten, kemarin malam.

Ia mengaku, sejumlah bantuan dari pemerintah, pihak swasta, dan pribadi masyarakat sudah ada yang datang. Namun, belum mencukupi. Terlebih soal bantuan obat-obatan dan sarana untuk evakuasi. “Kami berharap, sejumlah bantuan itu kembali dikirim. Karena, debit air di daerah masih tinggi,” kata Hilman.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pandeglang Dadi Supriadi mengatakan, hingga kemarin sore banjir yang melanda delapan kecamatan masih terjadi. Akan tetapi, ada beberapa wilayah yang mulai surut.

Meski demikian, kata dia, untuk areal pertanian, kemungkinan besar bakal mengalami puso karena tanaman padi milik para petani banyak yang rusak. “Di Kecamatan Pagelaran, yaitu di Desa Sukadame ada 150 hektare lahan pertanian yang terkena banjir. Rinciannya, di Blok Bedug 50 hektare, Blok Bojong Ceuri 25 hektare, Blok Sempur 25 hektare, dan Blok Tegal Kedokan 25 hektare. Di Kecamatan Cibitung lebih dari 300 hektare lahan pertanian terancam puso dan kecamatan lainnya juga sama, banyak sawah yang terkena banjir,” katanya di kantor BPBD Kabupaten Pandeglang, kemarin.

Dadi mengklaim, instansinya sudah memberikan bantuan kepada masyarakat yang terkena banjir. “Kalau bantuan sudah kita berikan, ya bentuknya makanan cepat saji. Kita juga menyiagakan perahu karet untuk memudahkan masyarakat. Untuk sementara baru itu yang bisa kita lakukan. Tetapi, kita sudah melakukan koordinasi dengan instansi terkait lainnya agar masyarakat yang terkena banjir itu bisa mendapatkan bantuan makanan dan obat-obatan,” katanya.

Dadi meyakinkan, banjir yang melanda delapan kecamatan itu tidak mengganggu aktivitas masyarakat karena ketinggian air hanya sampai lutut orang dewasa. “Kalau sampai mengganggu aktivitas, tidak. Karena setelah kita tinjau ke lokasi banjir, masyarakat masih bisa beraktivitas. Tetapi, kita selalu mengingatkan mereka agar selalu waspada karena cuaca ekstrem masih akan terjadi hingga Februari nanti,” katanya.

Terpisah, Wakil Ketua DPRD Pandeglang Erin Fabiana meminta agar pemerintah segera turun tangan dan memberikan bantuan kepada masyarakat yang terkena bencana banjir. “Pemerintah harus segera turun tangan, baik itu Pemkab, Pemprov Banten, maupun Pemerintah Pusat. Karena, saya juga mendapatkan informasi masih banyak warga yang belum mendapatkan bantuan. Tolong, utamakan masyarakat karena keselamatan mereka adalah tanggung jawab kita bersama,” katanya.

Erin juga menyarankan agar Pemkab dan Pemprov Banten segera mencairkan dana kebencanaan. “Dana kebencanaan harus segera dicairkan karena banyak masyarakat yang membutuhkan bantuan. Dana kebencanaan itu harus bisa dipergunakan untuk membantu mereka, jangan terlalu berbelit-belit karena memang saat ini waktunya dana itu dipergunakan,” katanya.

Sebelumnya diberitakan, hujan lebat yang melanda beberapa wilayah di Kabupaten Pandeglang sejak Senin-Selasa (29-30/1), menyebabkan aliran sungai Cilemer dan Ciliman meluap. Akibat peristiwa alam itu, delapan kecamatan, yakni Kecamatan Munjul, Panimbang, Cikeusik, Sukaresmi, Patia, Sobang, Cigeulis, dan Sindangresmi terendam banjir. Ketinggian air berkisar antara 50 sentimeter sampai 70 sentimeter. (Adib F/RBG)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *