AWAK MEDIA MENYAMBANGI RUMAH WARGA YANG TIDAK LAYAK HUNI


LENTERAKHATULIATIWA, Medan Labuhan-Sumut.
Pasangan suami istri (Pasutri), Muchtar (74), dan Nur Hani (69), warga Jalan Young Panah Hijau Gang Kemuning Ujung Kelurahan Labuhan Deli, Kecamatan Medan Labuhan. Kakek dan Nenek yang seharusnya tinggal menikmati masa-masa indah di hari tua bersama anak dan cucunya ini mengalami nasib yang sangat memprihatinkan. Mereka memiliki 4 orang anak, 2 diantaranya mengalami gangguan mental dan memiliki seorang cucu yang putus sekolah. Sang kakek lah yang menafkahi mereka.

Makan sehari hari mereka terkadang dari belas kasihan tetangga di sekitar rumahnya. Mereka tinggal sudah dua puluh tahun di gubuk yang berukuran sekitar 2,5 X 4 meter.

Di gubuk itu mereka tinggal beralaskan papan tanpa ada listrik dan kasur untuk ia rebahi. Di dalam gubuknya itu hanya terdapat sebuah tungku buat memasak dan tumpukan kain.
Bocor sudah menjadi langganan tetap saat hujan turun, mereka tak bisa berbuat apa-apa selain meringkuk kedinginan.

Sudah dua puluh tahun Nenek tinggal di gubuk ini. Cerita Nenek Nur Hani sapaan akrabnya Nek Mon dengan berurai air mata saat awak media mendatangi kediamannya pada hari Jum’at (16/3/2018) pukul 10.30 wib dan waktu yg bersamaan juga hadir Ketua Wadah Komunitas Jum’at Sedekah yaitu Dr. Irma Yusri Siregar beserta team.

Dalam menjalani kehidupan sehari-hari Nek Mon terkadang dibantu oleh anak yang tinggal bersamanya.
Makan dan keperluan lainnya kadang dibantu oleh tetangga sekitar? “ujarnya sampai berlinang air mata”.

Rumahnya yang sudah tidak lagi berdiri tegap itu seakan tinggal menunggu waktu roboh karena material kayu yang digunakan sudah banyak yang lapuk dan rapuh termakan usia.
Bahkan saat hujan deras mulai mengguyur rumah itu, Nek Mon hanya bisa pasrah sambil berlinang air mata, tidur diselimuti rasa ketakutan akan tertimpa atap rumahnya sendiri. Binatang melata pun menjadi teman sehari-hari mereka dikala malam hari sudah menyapa. Gubuknya yang gelap tanpa adanya penerangan seakan menjadi santapan empuk para binatang melata tersebut.

Wahai para Petinggi yang ada di Kota Medan ataupun para para danatur-danatur, Pantaskah mereka mendapatkan dan menikmati masa tua mereka dengan seperti itu…???
Kemana bantuan selama ini diberikan…???
Mohon bukalah sedikit pintu hati nurani kalian wahai petinggi-petinggi yang ada di kota Medan Khusus nya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *