Bogor_Lenterakhatulistiwa.com
Kasus pemalsuan tandatangan ahli waris yang dilakukan oleh oknum staf Desa Cinangneng Kecamatan Tenjolaya mulai kelihatan benang merah nya .
Ketika pihak BPN Kabupaten Bogor Membantah,pernyataan dari penyidik polres Bogor.
Dari berita sebelumnya mengenai kedatangan kuasa hukum ahli waris alm Ahmad bin Daisan (Ginandjar SH MH). ke Polres Bogor untuk menanyakan SP2HP dan kelanjutan pihak penyidik dalam menangani kasus tersebut.
kemudian mendapat jawaban dari pihak penyidik bahwa pihak penyidik telah mengirim surat untuk meminta warkah kepada pihak BPN Kabupaten Bogor sebanyak 2 (dua) kali kemudian, hal tersebut dibantah oleh
Kasie perkara dan sengketa BPN Kab. Bogor, Ja, ketika di jumpai awak media diruang kerjanya rabu (29/08)
Ja,mengatakan, kami hingga saat ini belum menerima surat apapun dari Polres, saya tidak tahu kalau ada surat biasanya kalau surat itu disposisinya ke kami pasti kami tahu, coba nanti di cek, sebab kalau semua panggilan polisi pasti kita penuhi tidak mungkin tidak, biasanya kita juga koordinasi dengan polisi terkadang dia yang kesini atau kita yang kesana.
Pernyataan dari penyidik kepolisian dan pernyataan dari pihak BPN sangat berlainan, dalam hal ini diduga kuat adanya permainan dalam kasus ini mengingat sudah 1 Tahun 5 Bulan laporan polisi masih mandek belum ada progres sama sekali dari Lidik menjadi Sidik dan seterusnya.
Kemudian IAR.selaku PPAT yang membuat Akta Jual Beli (AJB) ketika tim media mendatangi kantornya di perumahan Griya Soka Jl. Griya Soka Bogor Raya Blok A. No. 1 Desa Sukaraja, Kecamatan Sukaraja, Kabupatén Bogor, IAR .sudah tidak DI tempat.
M selaku staf notaris ketika diminta keterangan oleh awak media (29/08) mengatakan, Ibu sudah pulang dari tadi, karena sedang sakit, dia juga mau operasi. Ketika ditanya mengenai AJB No. 14 tahun 2017, M berucap, bukankah itu sudah clean and clear. Namun ketika media mananyakan lebih jauh lagi M berkilah baru bekerja dengan Notaris IAR.. ( Ay)
