Sumatera Selatan
Lenterakhatulistiwa.com
Tidak tahu proyek apa, dana darimana, berapa dananya? yang jelas dizaman now, zaman yang serba canggih. Disaat keterbukaan informasi publik sedang gencar gencarnya diperjuangkan. Disaat antusiusnya penegak hukum dalam pemberantasan tindak pidana korupsi. Namun masih saja ada oknum oknum kontraktor yang menganggap jorgan jorgan itu dengan sebelah mata. Tidak ada sedikitpun rasa takut kalau perbuatan yang mereka lakukan sudah menyalahi aturan.
Seakan oknum kontraktor seperti ini ada rasa percaya diri yang luar biasa kalau kesewenang wenangan mereka tidak akan berbuah masalah dan disentuh hukum. Pada hal masyarakat kampung pun sudah paham kalau mengerjakan proyek negara itu harus ada papan proyek. Papan proyek harus terpasang sebelum pekerjaan proyek dimulai. Kira kira begitu aturannya.
Karena memasang papan proyek merupakan wujud transparansi yang diharapkan dinegeri ini. Juga memasang papan proyek merupakan awal yang baik dari sebuah pekerjaan proyek.
Indikasi oknum kontraktor yang tidak takut kepada penegak hukum ini dijumpai pada pekerjaan proyek Provinsi Sumatera Selatan tahun 2018, yakni pekerjaan Proyek Pengerasan jalan Payuputat atau jalan penghubung antara Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (PALI) dengan Kota Prabumulih Sumatera Selatan.
Dari pantauan portal ini dilokasi Proyek (30/03), tidak dijumpai adanya papan proyek, padahal menurut informasi yang didapat dilapangan bahwa pengerjaan proyek ini sudah berlangsung cukup lama.
” Ya pak, sudah cukup lama proyek ini berjalan, tapi setahu saya tidak ada papan proyeknya. Entah proyek apa, dana darimana sumbernya” Ujar salah seorang warga setempat yang dijumpai dilokasi. Dan dia enggan menyebutkan namanya.
Sementara itu dilokasi proyek tidak seorangpun dari pihak kontraktor atau pengawas proyek yang nampak dilapangan untuk dimintai informasi. Yang ada cuma para sopir alat berat yang lagi sibuk melakukan aktivitasnya.
Namun dari pantauan portal ini, material batu pengeras yang dipergunakan kontraktor diduga batu yang tidak standar kualifikasi proyek jalan. Bukan jenis batu kelas agregat tapi batu campur tanah. Sementara diketahui bahwa sarana jalan tersebut merupakan akses jalan timbunan baru yang kondisinya masih sangat labil.
Hampir satu jam portal ini menunggu dilokasi, namun hingga berita ini diturunkan tidak ada satupun pihak kontraktor ataupun pengawas proyek yang bisa dikonfirmasi.(Agus v)