Emrus : Terlalu Dini Demokrat Menyodorkan AHY Jadi Cawapres.

Terkait peluang Agus Harimurti Yudhoyono ( AHY) sebagai Cawapres mendampingi Jokowi di Pilpres 2019 mendatang mendapat tanggapan dari bebagai pihak.

Salah satunya datang dari
Pengamat Komunikasi Politik dari Universitas Pelita Harapan (UPH) Emrus Sihombing, Dia menilai,”Terlalu dini bila Partai Demokrat memaksa menyodorkan nama Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebagai pendamping Presiden Joko Widodo pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019. Koalisi pendukung Jokowi dipastikan akan melakukan kalkulasi terkait peluang elektabilitas AHY.”ujarnya saat di hubungi via seluler, Kamis ( 15/03).

Emrus menuturkan, “AHY itu masih terlalu muda untuk duduk di kursi cawapres. Karena, dia terlalu cepat untuk mengundurkan diri dari posisinya ketika menjabat di TNI. Dia mengundurkan diri dengan pangkat yang bisa di katakan masih terlalu muda, yaitu masih jadi perwira. Dia tidak bisa menyelesaikan kewajiban sebagai panggilan jiwa di militer. Karena kalau panggilan jiwa itu harus di selesaikan sampai pensiun, kecuali jika dia sakit.”ucapnya.

Saat ini, lanjut Emrus, “AHY juga belum memiliki karya yang berdampak kepada masyarakat, selain hanya sebagai calon Gubernur DKI pada pilkada tahun lalu. Dengan demikian, akan membuat masyarakat sulit untuk percaya dengan jualan politiknya. Alasannya, mereka belum melihat perjuangan AHY untuk negara. Misal, kata Emrus memberikan contoh, membangun koperasi desa, membangun gerakan sosial yang berdampak pada rakyat kecil untuk meningkatkan kesejahteraan. “Ini kan belum dilakukannya.

Disisi lain, AHY adalah kader baru di Demokrat. Meskipun dia anak Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) notabene Ketua Umum Demokrat, bagi Emrus kemungkinan timbul kecemburuan sosial di partai mercy itu tidak bisa di elakan.
“Dia kan baru. Ini bisa menimbulkan kecemburuan sosial antara kader Demokrat yang selama ini berjuang dari bawah. Seharusnya memang, sekalipun itu anak kandung dari pendiri dia harus menjadi kader yang menyentuh langsung kebawah. Sehingga dia dikenal karena karyanya, bukan karena putra mahkota dari pimpinan partai,”tandas Emrus.

( Apih)